Welcome to My hommy... :)

haii...
met dateng di blog diriku yaa..
mdh2an nemuin yg bermanfaat disini...

sok atuh mangga diliat2.. :)

My Son..

My Son..
Sakha Deandra
Photobucket
Photobucket

Rabu, 05 Oktober 2011

Yoghurt obat anti depresi


Apa Depresi Itu?
Depresi adalah penyakit suasana hati. Penyakit depresi lebih dari sekadar kesedihan atau duka cita. Depresi adalah kesedihan atau duka cita yang lebih hebat dan bertahan terlalu lama. Ada berbagai penyebab depresi:
  • peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
  • perubahan kimia dalam otak
  • efek samping obat
  • beberapa penyakit fisik

Kurang lebih 5-10% masyarakat umum mengalami depresi. Namun angka depresi pada Odha dapat mencapai 60%. Perempuan terinfeksi HIV dua kali lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan laki-laki.
Menjadi depresi bukan tanda berjiwa lemah. Depresi tidak berarti kita ‘gila’. Kita tidak akan sekadar ‘mengatasi’ depresi; menanganinya membutuhkan bantuan. Jangan menganggap kita pantas menjadi depresi karena kita menghadapi HIV. Dan jangan menganggap kita harus depresi karena kita HIV.
Apakah Depresi Penting?
Depresi dapat menyebabkan kita melupakan dosis terapi antiretroviral (ART), yang mengurangi kepatuhan. Depresi dapat meningkatkan perilaku berisiko yang menularkan HIV pada orang lain. Beberapa infeksi virus yang laten (‘tidur’) dapat menjadi aktif akibat depresi. Secara keseluruhan, depresi dapat mempercepat laju penyakit HIV. Dan depresi mengganggu kemampuan kita untuk hidup dengan bahagia.
Depresi sering diabaikan atau diremehkan. Banyak dokter yang menangani HIV belum terlatih untuk mengenal depresi. Depresi juga dapat disalahtafsirkan sebagai tanda penyakit HIV lanjutan.
Apa Tanda Depresi?
Gejala depresi berbeda-beda tergantung pada yang bersangkutan. Kebanyakan dokter mencurigai depresi bila pasien melaporkan bahwa dia merasa sedih atau kehilangan gairah untuk kegiatan sehari-hari. Kemungkinan kita depresi bila perasaan ini tetap berlanjut selama dua minggu atau lebih, dan kita juga mempunyai beberapa di antara gejala berikut:
  • Kelelahan atau merasa lamban dan lesu
  • Kesulitan konsentrasi
  • Gairah seks berkurang
  • Masalah tidur: bangun lebih pagi, atau tidur berlebihan
  • Merasa bersalah, tidak berharga, atau putus asa
  • Nafsu makan berkurang atau kehilangan berat badan
  • Makan berlebihan

Apa Penyebab Depresi?
Beberapa obat yang dipakai untuk mengobati HIV dapat menyebabkan atau memburukkan depresi, terutama efavirenz. Ada berbagai penyakit (mis. anemia atau diabetes) yang dapat menyebabkan gejala serupa dengan depresi. Begitu juga penggunaan narkoba atau alkohol, serta tingkat testosteron, vitamin B6 atau vitamin B12 yang rendah.
Odha yang juga terinfeksi virus hepatitis lebih mungkin mengalami depresi, terutama bila diobati dengan interferon.
Faktor risiko lain termasuk:
  • Perempuan
  • Kita sendiri atau keluarga mempunyai riwayat penyakit jiwa, penggunaan alkohol berlebihan atau narkoba
  • Kurang dukungan sosial
  • Belum mengungkapkan status HIV
  • Kegagalan terapi (ART atau lain)
Pengobatan untuk Depresi
Depresi dapat ditangani dengan perubahan pola hidup, terapi tradisional, dan/atau dengan pengobatan. Banyak obat yang dipakai untuk depresi dapat berinteraksi dengan obat antiretroviral (ARV). Dokter dapat membantu memilih terapi atau kombinasi terapi yang paling cocok untuk kita. Jangan coba mengobati diri sendiri dengan alkohol atau narkoba karena zat ini dapat meningkatkan gejala depresi dan menimbulkan masalah lain.
Perubahan pola hidup dapat memperbaiki depresi pada sebagian orang. Perubahan ini termasuk:
  • Olahraga teratur
  • Berjemur pada sinar matahari
  • Penanganan stres
  • Konseling
  • Tidur teratur
  • Relaksasi
  • Meditasi
Terapi tradisional
Beberapa orang memperoleh hasil yang baik dari pijat, akupunktur dan olahraga. Ramuan St. John’s Wort dipakai secara luas untuk mengobati depresi. Namun jamu ini berinteraksi dengan ARV. Pastikan dokter diberi tahu bila kita pakai St. John’s Wort.
Valerian atau melatonin dapat membantu tidur. Bila ada kekurangan vitamin B6 atau B12, suplemen vitamin ini dapat membantu.
Antidepresan
Beberapa orang dengan depresi mengalami manfaat dari pengobatan. Namun antidepresan (obat untuk depresi) dapat berinteraksi dengan ARV. Antidepresan harus dipakai dalam pengawasan dokter yang mengetahui mengenai ARV yang kita pakai. Protease inhibitor sering berinteraksi dengan antidepresan.
Antidepresan yang paling sering dipakai adalah obat dalam golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI). Obat dalam golongan ini dapat menyebabkan kehilangan gairah dan fungsi seks, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, insomnia (sulit tidur), kelelahan, mual, diare, dan kegelisahan.
Obat dari golongan trisiklik menyebabkan lebih banyak efek samping daripada SSRI. Obat dari golongan ini dapat menyebabkan sedasi (tenang berlebihan seperti dibius), sembelit, dan denyut jantung yang tidak teratur.
Beberapa dokter meresepkan perangsang jiwa (psychostimulant), obat yang dipakai untuk mengobati gangguan defisit perhatian (attention deficit disorder).


Yoghurt 
dikenal sebagai salah satu makanan terbaik untuk kesehatan. Susu yang sudah melalui proses fermentasi itu ternyata bisa memberikan banyak manfaat bagi kesehatan mental.
Sekelompok ilmuwan telah menemukan bahwa bakteri probiotik dalam Yoghurt dapat mencegah depresi.

Probiotik, atau bakteri baik dalam yoghurt, berdasarkan temuan itu, mampu secara potensial mengubah kimia di otak dan dapat membantu merawat kecemasan dan depresi.

Para ilmuwan Irlandia yang meneliti tikus yang diberi makan probiotik Lactobacillus Rhamnosus menemukan bahwa tikus itu menunjukan pertanda yang lebih sedikit mengalami stres, kecemasan dan depresi. Ini berbeda dibandingkan dengan tikus yang hanya diberikan air kaldu.Temuan itu juga mengindikasikan adanya hormon kortikosteron  atau hormon stres secara signifikan. Temuan seputar probiotik itu terbukti berdampak pada kimiawi otak.

Profesor John Cryan dari Universitas Cork mengatakan, "Dengan pengaruh dari bakteri usus, kami dapat mempengaruhi kimiawi otak dan perilaku," katanya , seperti dikutip dari laman Daily Mail.

"Tanpa melebih-lebihkan, penelitian itu membuka konsep yang bisa kita kembangkan untuk merawat kelainan psikiatrik dengan fokus pada wilayah usus. Anda dapat mengonsumsi yoghurt dengan probiotik sebagai sebuah obat antidepresan."

Ia menekankan bahwa orang yang menderita depresi tak dapat disembuhkan dengan asupan dari yoghurt. Keefektifan yoghurt juga bergantung pada kandungan probiotik dalam makanan.

Laporan itu telah dipublikasikan dalam jurnalthe Proceedings of the National Academy of Sciences.


sumber : yayasan spiritia & antara news

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket